Preview Part 2
“Ayo sini, duduk.” Usai membalas beberapa pesan yang belum sempat ia balas sejak siang, Adibya pun menitah Najmi yang sudah selesai bersih-bersih untuk duduk di sampingnya.
“How was your day?” tanya Adibya sebagai pembuka konversasi.
Namun Najmi malah menanggapinya dengan dengusan. Kemudian ditariknya napas sembari menoleh pada sang suami. “Bad. Itu kan yang mau kamu denger? I feel bad all day long because of my problem. Then I should tell you about that. Isn’t it?”
Yang diberi tanggapan demikian tentu merengut. Ia selami lama raut sang lawan bicara yang seperti tak rela habiskan waktu demi bicara berdua.
“Dek, I gave you my all —
“Then I should give you all of me, rite?” pangkas Najmi sebelum Adibya melanjutkan ucapannya. “But I can’t, Mas. Because I think … keep it secret in my mind isn’t wrong tho. You don’t have to know everything about me.”
Mau dibilang tidak percaya, tapi Adibya sudah mempersiapkan diri untuk ini. Yang ia hadapi adalah Najmi, dan kemungkinan wanita itu akan berkata demikian memanglah sangat besar. Namun tetap saja. ia cukup tak menyangka kalau Najmi sungguh berani berkata demikian.
Padahal sudah beribu-ribu hari mereka habiskan hidup di bawah atap yang sama. Sudah jutaan detik yang mereka lalui dalam berbagi kisah kasih. Tapi baru kali ini Najmi rasanya berani sekali mengucapkan kalimat yang sangat beralawanan dengan prinsip mereka di awal pernikahan. Bahkan setiap melangsungkan deep talk, Adibya selalu menekankan hal ini pada Najmi. Istrinya itu pun sering pula turut mengingatkan Adibya untuk berlaku sama.
“How dare you say that?” Kalau boleh jujur, kalimat Najmi kali ini sungguhlah menyakiti hatinya. Adibya benar-benar merasa seperti tak dibutuhkan lagi oleh sang istri.
Sementara, Najmi hanya mendengus. “Why? You wanna give me a punishment because of that?” tantangnya tak mau kalah. “Sure. Fuck me then.”
Jangan tanya reaksi Adibya. Lelaki itu langsung menoleh pada sang istri. Kali ini raut lembut dan sorot teduhnya pun berubah. Hilang dan tergantikan oleh wajah datar namun menatap dengan penuh tajam.
“Kamu ngerendahin hubungan kita.”
Bukan pertanyaan. Ini adalah pernyataan yang mutlak keluar dari mulut Adibya. Dan Najmi tentu langsung sadar dengan kesalahan yang telah ia perbuat puluhan detik lalu. Ia membuat Adibya tersinggung.
Narasi lengkap hanya ada di karyakarsa!
Paid content only, 5,5k words!